Suami Nyaris Lumpuh, Bu Misati Berjuang di Jalanan Seorang Diri

Setiap hari Bu Misati menyusuri gang pemukiman di kota Denpasar. Menjajakan barang dagangannya pada warga, berharap hari ini beliau bisa dapat uang dan keluarganya tak harus berpuasa lagi.

Ibu keliling sejauh 5-7 KM per hari untuk menawarkan gorengan. Pinggang dan kakinya sering sakit karena memaksakan diri untuk mencari nafkah menggantikan suaminya yang sakit karena jatuh dari lantai 3 saat menjadi kuli bangunan. 

Ibu pernah dikejar anjing dan hampir digigit. Waktu itu ibu langsung lari dan terjatuh. Semua dagangan berserakan di jalan, padahal belum ada yg laku satu pun..” ucap Bu Misati 

Waktu jatuh, engga ada yang bantuin ibu. Jadi ibu terpaksa berdiri sendiri dan pulang dengan kondisi luka-luka. Keesokannya, ibu gak bisa jualan sampai 2 hari lanjutnya.

beliau berjualan dari jam 7 pagi sampai 11 siang. Setelah itu, ia melanjutkan kerjanya sebagai asisten rumah tangga di rumah orang hingga menjelang malam. Semua itu beliau lakukan untuk memenuhi kebutuhan di rumah. 

Sejak suami saya sakit & nyaris lumpuh, saya cuma bisa pasrah dan kerjain apapun yg saya bisa. Apalagi mata suami saya sudah katarak, tambah susah untuk cari kerja. Walaupun upah saya gak seberapa, yg penting keluarga gak kelaparan..” tutur bu Misati dengan mata berkaca-kaca.

Dalam sehari penghasilan ibu tak lebih dari Rp 25.000. Itu kalo gorengannya terjual semua. Ibu cerita kalo untungnya cuma 500 perak per biji. Tak jarang Ibu pulang dengan tangan kosong karena tak ada pembeli. 

Sahabat, mungkin bagimu uang 25 ribu itu adalah nominal yang kecil. Tapi bagi Bu Misati sangat berarti untuk kelanjutan hidup keluarganya.

Mari bantu beliau menghidupi keluarganya