“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807)
Di kota-kota, berbuka puasa gratis dan bersama sudah jadi pemandangan biasa. Bahkan karena banyaknya, nasi atau makanan tersebut dibuang. Beberapa dibiarkan basi dan berakhir di tempat sampah.
Padahal masih banyak saudara kita yang harus berjuang keras. Membanting tulangnya demi sesuap nasi. Di tengah menahan lapar dan haus karena puasa, mereka terus bekerja keras agar anak atau istrinya dapat berbuka puasa.

Oleh karena itu, Dompet Sosial Madani akan menyalurkan paket berbuka puasa dan sahur, untuk saudara muslim kita yang ada di pelosok desa.
Salah satunya di Komunitas Muslim Pemuteran, pelosok Bali Barat. Sudah 10 tahun lebih, mereka mendambakan punya tempat mengaji yang layak. Selama ini, anak-anak belajar di emperan-emperan rumah warga. Mereka sering berpindah, bergantung tempat mana yang bisa digunakan.

Akibat tidak punya tempat tetap. Para santri kebingungan ketika berangkat mengaji. Terkadang, mereka terpaksa harus kecewa lantaran tempat belajar Al-Qur’an tidak bisa digunakan karena pemilik sedang ada kegiatan.

Melihat semangat belajar santri pelosok Bali ini tinggi. Para orang tua pun sepakat untuk patungan. Mereka membeli lahan untuk digunakan masjid dan TPQ. Hal tersebut tentu berat, karena rata-rata pekerjaan masyarakat adalah buruh kebun dan nelayan yang penghasilannya tidak menentu.

“Iya pak, kami sudah 10 tahun berjuang untuk membuat tempat ibadah dan tempat belajar Al-Qur’an yang layak. Tapi apa daya, kami ini hanya buruh tani dan nelayan. Untuk bertahan saja, kami harus bekerja keras. Jadinya, selama 10 tahun ini. Anak-anak mengaji dan kami beribadah pakai terpal saja” terang Ustadz Pengajar Al-Qur’an para santri.
Sobat baik, jika Anda saat ini bisa beribadah dengan nyaman karena punya tempat tetap dan bangunan yang bagus. Ingatlah, saudara kita di pelosok Bali ini beribadah hanya beralas dan beratap terpal.

Meskipun begitu, antusias warga tak menyurutkan untuk beribadah, mengaji dan belajar kajian Islam.

InsyaAllah buka puasa pelosok akan dijalankan dengan Tradisi Megibung (makan Bersama dalam satu nampan). Megibung ini bertujuan mempererat tali persaudaraan, ditambah lagi dengan menu-menu berbuka yang tentunya adalah masakan lokal khas tempat mereka.


Sobat, mari berbagi buka puasa untuk saudara kita. Jangan lewatkan momentum untuk mendapatkan pahala hingga kita bisa bersama keluarga.