
Di sebuah kampung pesisir di Gerokgak, Buleleng, berdiri sebuah musholla kecil bernama Musholla Al-Hikmah. Dari bangunan sederhana inilah cahaya Al-Quran terus dipancarkan untuk anak-anak sekitar. Setiap sore dan malam, lebih dari 80 anak datang bergantian, duduk bersila, membuka mushaf lusuh mereka, dan bersama-sama belajar membaca ayat demi ayat.

Sebagian besar anak-anak ini berasal dari keluarga sederhana, ayah mereka seorang pekerja serabutan dengan penghasilan pas-pasan. Namun keterbatasan ekonomi tidak pernah memadamkan semangat mereka untuk belajar mengenal Al-Quran. Bagi mereka, TPQ ini adalah tempat menemukan harapan, tempat menumbuhkan iman, dan tempat merasakan kebersamaan.

Perlengkapan penting untuk menunjang pembelajaran Al-Quran seperti mushaf, buku iqra’, dan papan tulis masih sangat terbatas. Padahal, semangat anak-anak untuk belajar mengaji dan memperdalam agama begitu besar.

Di balik semua itu, ada seorang guru ngaji yang setia mendampingi. Beliau hadir bukan karena mengejar imbalan, tapi karena cinta pada ilmu dan kasih pada generasi Qurani. Dengan sabar dan penuh kelembutan, beliau membimbing huruf demi huruf, doa demi doa, meskipun tanpa gaji tetap, tanpa penghargaan duniawi. Hanya doa tulus anak-anak dan harapan pahala abadi yang menjadi penguat langkahnya.

Namun, perjuangan ini tentu tidak mudah. Di tengah keterbatasan hidup, beliau terus berjuang agar cahaya Al-Quran tidak padam. Kadang beliau harus menahan lelah, menyingkirkan kebutuhan pribadi, demi memastikan anak-anak tetap bisa belajar.
Mari bersama-sama menjaga cahaya Al-Quran di pelosok negeri. Karena dari musholla kecil ini, insyaAllah akan lahir generasi yang mencintai Al-Quran, berakhlak mulia, dan membawa keberkahan bagi umat.
Baca selengkapnya ▾