Adik Zidan, bocah 5 tahun dari Singaraja, kini tengah berjuang melawan penyakit ganas yang mengancam nyawanya—Kanker Darah (Leukemia). Ia mulai sakit sejak Juni 2024, dan baru pada Oktober dokter memastikan penyakitnya. Sejak itu, hidup Zidan dan keluarganya berubah total. Saat anak seusianya bermain bebas, Zidan harus bolak-balik rumah sakit untuk bertahan hidup.
Zidan menjalani kemoterapi rutin di RS Sanglah, Denpasar. Jika pengobatan ini terhenti, nyawanya benar-benar dalam bahaya. Namun perjuangan ini tidak mudah, karena Zidan tinggal jauh dari rumah sakit, dan biaya pengobatan serta kebutuhan harian terus membengkak.
Ibunya, seorang janda yang kini mengurus dua anak kecil—Zidan dan Fauzan (3 tahun)—hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan roti titipan di toko-toko sekitar sekolah. Tapi penghasilan hariannya sangat kecil, tak lebih dari Rp35.000, dan itupun sering terhenti karena harus menemani Zidan berobat.
Saya jualan roti seadanya, tapi hasilnya nggak cukup buat ongkos ke rumah sakit, beli susu khusus, apalagi buat biaya selama opname. Kadang saya bingung harus pilih antara makan atau beli kebutuhan Zidan. Tapi kalau tidak untuk berobat, nyawa anak saya terancam lirih Ibu Zidan
Dengan penghasilan minim, mereka harus menanggung biaya transportasi PP Singaraja – Denpasar, makan selama opname, susu Pedia Complete, pampers, hingga kebutuhan medis lainnya. Semua ini tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan. Kini, ibu Zidan sudah kehabisan cara untuk terus membiayai pengobatan anaknya.
Zidan sendiri anak yang kuat dan tak pernah mengeluh, meski tubuh mungilnya harus berkali-kali ditusuk jarum. Tapi sebesar apa pun semangatnya, Zidan tak akan bisa sembuh tanpa pengobatan intensif—dan untuk itu, ia butuh uluran tangan kita.
Sobat baik, jangan biarkan Zidan kehilangan nyawanya hanya karena tak mampu berobat. Sekecil apapun bantuanmu, sangat berarti untuk memperpanjang napasnya dan memberikan harapan baru bagi masa depan Zidan.
Belum ada Fundraiser